Hujan masih berlari kejar-kejaran dihadapan kami yang melihat permainan yang dilakoni hujan tersebut,namun saya tetap mengawasi kedua insan yang jatuh cinta itu. Keduanya melihat-lihat liar kesekeliling mereka,sang pemuda melihat kepada objek yang sama seperti setatus mereka dipolok simpang jalan,yang sedang menjamu selera makan dengan cuaca dingin dan lembab,sederhana saja makanan yang dilahap oleh kedua insan yang diawasi pemuda yang duduk diatas sepeda motor bersama kekasihnya tersebut ( Nasi goreng dan minum jus buah ) namun tercermin sorot pandang lelaki itu ingin sekali melakoni apa yang dilakukan oleh orang yang berpacaran lazimnya memberi kesenangan pada kekasihnya,namun waktu itu keberuntungan tidak berpihak kepada pasangan kekasih ini.
Lama pria ini memandang kosong kepada objeknya,dalam kosong pandangannya dia berhayal masuk dalam dimensi waktu yang beruntung itu. Namun sayang dia hanya mampu menelan kepahitan dari yang dirasanya.Kekasihnya juga bersama dalam satu objek pandangan yang tertuju kepada kedua sajoli yang bersantap makan malam.Pemuda yang diatas sepeda motor itu mengenggan erat jemari pasangannya dan tertunduk menghela nafas panjang dan melepasnya perlahan,dan seakan berkata dalam helaan nafas panjang tersebut, " maafkan saya,saya belum bisah beri kamu kesenangan dari materi untuk dinikmati oleh kita,saya masih mampu ajak kamu berkeliling-keliling untuk agar kamu jangan bosan dan tinggali saya,bila saya masih diberi kesempatan dan dkamu percaya,saya akan penuhi sebagaimana layaknya orang yang jatuh cinta dan beri kesenangan kekasihnya ".
Raut wajah malu itu tidak dapat disembunyikan oleh lelaki selaku kekasih dari pemuda itu,namun kekasih pria ini,dewasa membaca karakteristik pasangannya,dia mengalihkan suasana pemokusan kepada objek yang sama mereka lihat,kekasih pemuda itu malah mengajak ketema pembicaraan lain yang diharapnya dapat mengalihkan pandangan dan beban pikiran kekasihnya itu.
Oleh Irfan Ramadhan
Tanjungbalai,Sumatera Utara
Bagikan
CINTA TAHAN SELERA
4/
5
Oleh
YAP
.png)
