Sabtu, 19 Oktober 2013

PAMERAN TUNGGAL HIDUPKU (episode ke empat )

Bapak, kutulis surat ini bertintakan air mata pilu
tentang sawah yang kau tempelkan didahiku
dan cangkul yang kau sematkan disaku

Lembah Tidar: Yon C1/ barak 13, nostalgia saga
perih dari desa tersisa didada karena dihina dan dicerca
memicu adrenalin jalani tapa brata dibumi bhayangkara

Bapak capek jadi orang susah; dialog akhir kita
ada kepuasan didada saat kuhadirkan kau diistana negara
Prasetya Perwira tonggak baru kehidupan pemuda desa
jangan hina dan cerca lagi, kelubang semut pun kau kucari
perlahan menata hidup begitu banyak mesti dibenahi
sawah hijau royo-royo, gunakan cangkul berhati nurani
kucatat pasti, tidak dipandang sebelah mata lagi
hidup memang penuh teka teki

Karya Drs Mustahari Sembiring sang muham.
# Pondok bambu istanaku, Jumat 18/10/2013=10:30wib
( Serat jiwa buat almarhum Bapakku, lelaki berhati baja )

Bagikan

Jangan lewatkan

PAMERAN TUNGGAL HIDUPKU (episode ke empat )
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.