Oleh : Dion-anak Zaman
atas nama JagadMu. sepuluh Dosa ku lakoni
sembilan Kebencian kutekuni
Tujuh kebohongan
bersama bayang bayang iblis
berhentinya angin atau setelah puting susu Ibuku ku balas Tuba
Kemuliaan mana lagi yang tak berWarna?
akan setianya Iblis sebelum membangkang kepada Tuhan.
seikat janji Manusia saat menjadi janin berbentuk manusia
memecah ketubang seorang Ibu mengerang sakit. kencingnya yang berwarna melewati ajalnya yang hampir direnggut. Tuhan melindungiNya
untuk Para pengabdi
antara Hujan yang berangin. Kepada Sang Nabi Nabi, terlebih yang mulia sang Manusia Agung pelipur dan pembaharu zaman yang biadab. kau Muliakan kemudian. atas Kesderhanaan, dan Cinta yang kau sabdakan. kaulah nabi sang penghulu nabi nabi Muhammad. SAW. Alfatihah. para sahabatnya. Alfatihah. kepada para pemimpin islam dizaman perjalanan awal Islam dan membawa Ketauhidan. hukum hukum Tuhan. para Sufi, Ulama, dan para syuhada yang gugur atas Nama Kebenaran Tuhan. Alfatihah
untuk para pengabdi
pemimpin Dunia era modern, kepada pemimpin yanga rif, dan bijaksana
untukmu sang penyair. Budayawan. dan orang orang jujur yang bukan terlanjur
segelas anggur untukmu. melepas dahaga kita. maafkan kita sama sama mabuk! sama sama jatuh Cinta pada perempuan yang sama. semoga kita berbeda dalam Tujuan yang sama. Maka Tuhanku mengetahui itu semua, Tuhanku mengatakan dalam AlkitabNya, ama dengan bacaan kitab kitab Tuhan yang sama kita Agungkan, sang Maha Tahu. Kuserahkan antara siang diterjang dajjal dajjal yang persis sama dengan wajahku yang berkomedo dan pakaianku yang suka bewarna hitam dan kuning.! maafkan jiak kendali bibir dan ucapakanku membunuhmu. dan melukai ketumbar sesumbar dan pahit perih kau rasakan.
untuk sesamaku pesujud sewaktu waktu
sebilah pedang pedangmu, menggores kulit perawan bulan
kita telah berada dititk nadir yang sama, maka Alfatihah untuk bersama"
kepada semesta
ajarkan aku kembali belajar berkisah dan bertutur
agar lidah lidah kami terbiasa dengan ucapan Cinta
dan juga aku bisa tahu sejauh mana sembah dan abdiku kepada bumi dan TuhanKu
serta kepada sesamaku Manusia.
Tuhan.. Engkau amat Mulia
sebelum aku berDoa pada ketiga kalinya menemui Pintu malammu
Tuhan..Engkau Tahu pasti bukan?
---------------------------------------------------
Ada banyak jiwa yang memaknai, memberikan defenisi penyesuaian tengtang Cinta, terlebih saat kutanyakan pada kekasih! Dia tertuduh, dia merasa jauh dari jelmaan yag bagaimana meski dan bentuknya,,sebelum mereka menyusur, ada jiwa yang terlantar juga, ada jiwa yang hanyut dengan kehampaan, ada ketentuan, kemuliaannya tiada bisa di jadikan sumber sumber dan kemuliaannya, Cinta tak segamblang dan selarik kata saja
-------------------------------------------------
DO’A PINTU MALAM DUA
Oleh : Dion-anak Zaman
Tuhan Engkaulah tempatku menentramkan kegetiranku
saat sehari di tubuhku berdebu dan berkeringat
kemudian di selisih waktu kau beriku kesempatan, Nikmat dan keyakinan
sebab Kau menjadi bilur bilur keinginan dan harapanku mengadu dan meminta
Tuhan Engkau lebih Tahu
segala perselisihan ini. antara siang, sepetik harapan
malam seteguk tunainya pencarian nafkah Ilahi-Mu
dan Hidupku matiku Lillahi Rabbal alamin
Tidak jua ku sengaja hanya mengemis pada saat kelenjar kelanjr ini bergetah
karena terlalu lama menunggu,,Ahh' Tuhan maafkan aku sudah sedikit keluar dari jangkauan kelembutanMu
Tuhan sebab aku belajar Di alkitabMu
tentang sebuah Keraguan HambaMu
aku yakini itu! Sungguh Atas Nama-Mu
yang Suci nan Agung
Tuhan...maafkan aku jika aku pernah menyuratimu
terngtang Cinta dan menayakan atas kaki langit dan nama kaki langitMu
dan selalu meminjam bait bait keindahanMu yang menceritakan tengtang para pengikut dan Nabi nabiMu yang kau pilihkan sekelumit persoalan duniawi
Tuhan aku meminang sehelai MagribMu meski secuil-pun kekuatanku
tak mampu memberikan setangkai mawar, dan pelangi di balik jeruji awan
tempatkan aku pada orang orang yang Engkau Kasihi
atas Namamu, sepatutunya Aku bersujud...
----------------------------------------
ELEGI KEHIDUPAN
Oleh : Dion-anak Zaman
(untuk kita semua yang pernah salah, yang pernah lupa, pernah membenci, dan mulai tak lazim lagi untuk menjadi bagian keteduhan)
matanya pucat pasih, kebiruan
bulunya tipis, kelenjar urat uratnya menukarkan kulitnya
kesunyian mencekamnya, seluruh rindu kemuning terbang dibawa bul bul
kala mereka terbahak, aku diam
kala mereka tertawa aku membujuk nalar nalar dekatku yang sama persis dengan bentuk perawakanku. jangan' biarlah bibirmu tersungging, namun jangan relakan tawamu berkias. Dan menipu orang orang sekeliling kita. itu lebih baik diantara kita ikut tertawa dan terbahak, apatah lagi menangis.
sejam waktu bergetar resah. inging mengulang, dia tak datang lagi
intinya kita biarlah belajar disini untuk membetahkan jiwa dan kespritualan kita yang diajarkan oleh guru agama kita waktu amsih dikursi kecil berdempetan.
november yang gerah. Sesumbar anak anak panah menancap dileherku
aku tercekik, kita mulai merasakan keberadaan itu, Jenuh! dan pembiaran. Membiarkan orang orang melumeri listip, dan bedak, namun karena dedak sehari, kita patuk patukkan bibir kita bagai Burung yang kurus meninggalkan sangkarnya. So"dding (nama samaran) menatapku, menunggu angin puting beliung berlalu. dua rumah ludes, habis direkayasa lagi. dua jiwa melayang sepi.! dia bertengkuk lututunya setinggi matanya, hanya sedikit kulihat mata picisnya. menukar nukar recehan dan uang kertas, pemberian orang orang dermawan yang sombong,! ( red seolah olah). Tekana hidup menjepit, sempurna manusia mulai terhuyung huyung masuk dikaki lantai masjid. anak buyung, menangis minta mainan pistolan air, toh terbuat dari plastik yang isinya nanti adalah air semi dan kencing, bahkan air hasil Onaninya. sebab tak mampu dan belum layak, tapi dipaksakan dibelikan dan tiada petunjuk penuntun cara pemakaiannya. seperti Gatok Kaca yang bersimbol semangat, meski nafas tersengal sengal, seperti wayang yang diadu berkelahi, oleg dalang, pencuri nasi semalam. sama dengan mereka yang hanya mencuri celah celah kecewa, dan kita dihadapkan oleh keinginan keinginan yang mulai tak santun. kita bagai pejuang kesiangan, seperti tahu memakaikan granat, dan merakit Bom, lalu meledak ditangan dan tubuh kita terpental jauh dikaki kaki zaman, masa lampau dulu, kita mulai merangkak lagi,!
matanya berubah kini. daeng juma' menganulir ucapannya, mulai takut sehelai katanya, sesumbar, tiada filter, t5embakau terbakar sudah diisap kenikmatan sesaat. jelang sore dia menemui daeng kanan, kekasih sejatinya dulu, yang usianya hampir sebaya, maklum dulu Cinta bagai sekam dan disakralkan, oleh adat, maharnya berlebihan, adat mulai linglung, Budaya berubah menjadi baus dan biadab, mengurung sistem, mengatur kategori sosialitas, dan status, golongan, menerka neerka siapa gerangan selanjutnya yang meneruskan tahta. Cinta diamati oleh kasta dan sebutan Puang, Karaeng sampai ata,(hamba sahaya), toh juga akhrinya sepertyi tokek, dan ciciak hanya menempael didingding hiasan tembok rumah rumah yang pengecut. dan mulai memeprcayai binatang retil melata itu yang menakutkan namun menggemaskan. sering jadi olokan, dan sering di gunakan sebagai alat, untuk menakuti nakuti kita, saat kita kecil menrengek dan menangis. Cinta Daeng kanan begitu tulus, bagai bunga mekar, seperti kesetian Bintang dan kejujuran gemintang lainnya, merona cahayanya tanpa bias cahaya bulan.
air mata Buaya, dengan Budaya Budaya yang terkikis,
anak anak menuntaskan dengan menggorek leher kekasihnya, dan memamgkas habis bunga simbol simbol abadi Cinta, sesorang dari mereka memprotes, sambil menggerek nandinya. dia habis menghisap sabu, kata temannya. yang mabuk Cinta. Seorang Ibu hanya berdiri di bibir jendela. mukanya pasih perih, bathinnya menangis, matanya merah, sebutir sebelum matahri terbenam dari seonnggok duka dan cerita diatas. dia menemui ajalnya.
Bagikan
Kumpulan Puisi Dion Anak Zaman - ELEGI KEHIDUPAN
4/
5
Oleh
YAP

