Jumat, 06 Desember 2013

Kumpulan Puisi Dion Anak Zaman - JIKA ITU CINTA

KEPADA KISANAK
Oleh : dion anak zaman


aku mengulang kembali, lembut bibir perawan yang jatuh cinta
setelah kuremas, dan menyuratinya kembali.
saat air matanya jatuh, Kita putus!
saat selembar kain menutupi tubuh perawan tua,
hendak pergi kesungai kecil.
dulu belum ada yang bisa melihat pantatnya yang masih mulus!

dan tanpa ragu ragu kita mengintipnya
melihat orang orang yang berpacaran hanya sebatas meremas jemari
melihat mata binal orang orang mabuk yang berteriak sempoyongan
menyaksikan penderitaan seorang Guru yang belum naik pangkat dan golongan
tapi kita menutup mulut saat itu! kita masih kanak kanak ya! kau ingat pasti!?
namun jika kau lupa, tiada mengapa,
sebab itu juga kita sama sama pernah melakukan

kita berbeda namun sama melewati masa masa sulit
kita manatap bulan orang orang menuduh terlalu lama bermimpi
kita melewati malam malam dengan mengabaikan kesehatan
lalu kita tertidur diantara kaki kaki malam
Tuhan mungkin masih menjaga kita kala Itu!.

aku masih ingat saat pertama aku masuki paru kedewasaanku
keberanianku melawan ketertindasan
melawan kehinaan falsafah, dan khilafia, saat itu masih mencari
mencari jati diri, mencari perhatian
sambil berteriak didepan kantor yang di duga penyelewengan
saat mereka mendobarak barisan pasukan berani amti angkat sendal sepatu.
atau minimal meludahi polisi dan menyrepahinya tanpa ampun.
hujan, terik, dan lembayun kemungkaran kita sama sama kerjakan
lalu sama sama perempuan cantik yang kita jaga
lalu kita rampas secara berjamaah. lalu kita gilir menjadi perias kelenjar kelenjar
karena kita jenuh memikirkan bangsa yang telah punah.
kita belum bisa menembus dan menggedor Gedung gedung bertameng
atas nama bangsa, Negara dan rakyat
kau meludah diatas trotoar, dan aspal. mereka pangling,
menoleh kearah perempuan didekatnya, job mobil belakang sedannya yang mewah, dibawahnya pahanya ada kondom bertabur benih benih Cinta krpada yang lain.

seperti kemarin
setelah bulan basah
bunda pertiwi menangis
sementara kaum kaum yang menembus batas batas kedisiplinan penegetahuan
berlomba jadi pembicara. berlomba menduduki kursi kemerdekaan, kekuasaan
sesampai aku dirumah, aku duduk ditengah hujan yang jatuh
mala petaka datang
orang orang melempari batu batu kemunafikan
namun hanya sejatah rupiah tak adil bagi baginya
semua menuduh sesama
semua mengingkari perjuangan
saat terik, saat busur dan popor senapan, saat laras dan saat tak mendapat ruang ruang publik untuk berkata lebih jujur. atau sekalian diciduk diculik,dan dipenjara, atau dibunuh seketika. mereka adalah kisanak kisanak, yang sama kita dulu, kemudian menjadi pelaku kebinalan otak otak dagangan Politik. Menciumi puting bagai mutiara kekasih gelapnya. meniduri perempuan be-rok mini nampak kelihatan celana dalamnya yang berwarna corak putih.!

jangan bersedih
jejak kita sama
jangan melewati masa masa indah dulu
atau takut menghadapi serangan pertanyaan,atau tuntutan dari mereka yang juga hampir sama dengan kita dulu dan kini?
-----------------------------------------------

Lonceng itu. Menkautkanku
Suara itu, menggugurkanku
Tepukan itu, memanjakanku
Pujian itu,,ouhhhh sia sialah sudah
Haru biru kematianku.

Perjalanan itu, menemukanku, membiarkan kaki tenggelam dipasir. Membutakanku tengtang satu Tujuan
Perempuan itu, melengkapi kepedihan
Matahari itu
Bulan itu, meninggalkanku.
Membuatku menangis

----------------------------------------

JIKA ITU CINTA
Oleh : dion anak zaman



jika itu Cinta benarkah kau bisa menjadi Kupu kupu?
walau warnanya menipuku.
atau jika kau adalah kekasihku
bolehkah aku menunda waktumu ditaman?

apakah seindah semesta yang telah lengkap dengan isinya?
jika itu cinta

dapatkah kau mengerti dan mengartikan, sama dengan mawar
sepetik notasi alam yang mempersilahkan kita untuk menjaganya
atau menghapus kecurigaan, dan ketakutan tengtang duka kekasih, dan patahnya hati?
sudahkah kau melengkapinya dengan merelakan secara ihlas?
maka itulah juga dinamakannya sebagai jendela untuk kita bisa menoleh kearah angin yang menegaskan kita untuk sebuah kerelaan

jika itu Cinta
lalu mengapa kau meneteskan air mata?

--------------------------------------

KELAKAR PAGIKU DENGAN SEBATANG CLAS MILD
Oleh : dion anak zaman


angin menggairahkan
puting susu ibu! meneteklah seoran anak
berlinang air langit
jatuh kembali membagi kepetani
ladang serta bagian kepentingan lain
agar air tetap sejajr dengan konsisten mendahului kemarau

kepada siapa ditanami
atau kita menarik nafas bersama
sambil menggoda hujan
dan menanam biji biji mata
ditanah yang tak berpenghuni...sengketa saja!

tanpa beras jagung mendadak
kemudian menampih beras ketang
untuk ritual kelamin ujung anakku akan dikhitan
kata seorang Bapak kepada tetangganya
sambil menggendong satu dari adik anak sulungnya

pedulikah kepada angsa?
atau pada ummat yang berenang tak sampai ketepi
dilema yang membuntutinya, dua anak manusia mengejarnya dari seberang
diserta angin dan hujan melintas diarea sawah pengunjung tetamu pagi
mendahuluiku pergi sebelum orang orang membawa nisanku

pesta dimulai
mereka berlomba mencari sensasi
dengan seksi dia ber ekspresi
butuh apresiasi
namun otaknya berpikir terasi
membawakan kami senampan ilusi
tanpa basa basi kemudian dia berjanji
untuk melunasi utang budi
pergi ketatangga berikutnya tanpa ekspresi
aku tahu kedatanganmu
sama sebelum magrib seorang datang dengan berdasi
sambil duduk melihat ruang ruang hampa yang hanya gambar gambar tuguh kehidupan
dan Toga kesukaanku
dia tola toleh
mencari gambar gambar yang mulai dipajang disisi kanan kiri dan bahkan dipohon pohon tanpa estetika. libas saja, apalah arti slogan Gambar dengan didesaign secara apik. bertuliskan nilai nilai keluhuran, namun jauh dari kejujuran!

aku menyuguhi segelas air putih
dari nanak ibuku yang masih pakai sarung tidur dan baju tidrunya yang bau keringat
sepotong pisang goreng diris kecil kecil
kusilahkan membagi sepotongnya kepada kawannya yang memakai atribut
yang cukup aku kenal. seperti kuhitung purnama
datangnya sebantar disisi bumi berputar dan meminjam malam untuk menyaksikannya

alih alih berpaling saja
kuegur pundaknya yang berdebu
satu tamu lagi yang entah mengnalkud ari mana menawarkanku satu pekerjaan
aku menolaknya
aku mencari catatan diaryku, dan berkas administrasi ijazah terkahirku
aku lupa bahwa aku pernah bersekolah dulu ditempat tugu pengetahuan
dia menaruh map merah bertulis berkas pendaftaran
aku menepikan mataku disudut ruangan yang ada foto hitam Putihku disana
sambil mencuri recehan kupingnya yang mendengarkan ceritaku!
dia pergi dan tanpa ekspresi pula

toh aku kembali kekamarku clas mild sisa sebatang dibungkusannya yang peot
kutelan kepahitan beberapa hari ini
sambil melirik foto kekasihku disaku dompet, dan mengecupnya
aku penuh rindu rindu dengan jemari jemarimu
rindu mengantarmu di sore senja
menemanimu dengan menambatkan Cinta yang telah kitas epakati
namun kau telah mengajak Cinta lain yang lebih bisa menghadiahkanmu dengan jam tangan emas,serta menggandeng tanganmu dikeramaian tanpa Ragu
lalu membawamu sampai kepahitanku makin perih
aah, setumpuk rindu dan seresah camar oleh musim
------------------------------------------------


69 (ENAM SEMBILAN)
Oleh : dion anak zaman


sebelumnya permohonan Maafku kada Amma dan Tata", serta kalian yang sekrinya salah membuat pemahaman.

berbahagialah yang memiliki jiwa yang sehat
berbuah ranum bagai seranum bibir anak perawan disubuh hari
selalu menggetarkan
selalu ada untuk dicintai
bahagia dan amat menyergap butir butir ayat ayat Ke-Ilahian
memburai nikmat Tuhan yang melebur bersamaNya
aku memujiMu sebagaimana pesujud akrab dengan dahinya yang bengkak
secara kejiwaan pembaca menyeret pemahamannya sendiri tengtang judul diatas
aku hanya pasrah, sebab kelemahan yang paling fatalku adalah ketika mencoba mengilisutrasikan semantik, yang menuai banyak persepsi
Ahh' Tuhan lebih tahu itu"!...Benarkan Tuhan? ( sambil tengadah melihat garis garis hari).

Fabi ayyi AlaaiRabbikuma tukatziban" kalimat dan permulaan Ayat ini menggetarkan kesederhanaan dan kesombonganku, secara total kumiliki namun masih saja ku inginkan sesuatu yang lebih
saat orang orang memujiku, pada masa rentangnya waktu dan usiaku, selalu mengalirkan sesuatu yang berharga, bahkan orang orang yang menggunjingku sekalipun. Tidak juga orang sekelilingku mengutak atik persepsinya sendiri, dalam hal menganalisa setiap geraka mata dan picisku yang diam.

dihiasilah bunga mewangi dipusara Baginda Rasul dan para orang orang yang luar biasa menghantarkan dan mewakafkan tubuh, jiwa nafas Nyawa dan bathinnya untuk sebuah Kebenaran Tuhan dan RasulNya." aku terdiam saat menuliskan bait ini
sejenak!
kematianku kelak mungkin secara acak Tuhan memilihku
sebutir Rindu untuk kekasih hanya mampu menegaskan tengtang perasaan ini
bawa aku begitu menyangi. bahkan meletakkan keningmu dipucuk bibirku. Aku melewati satu takdir Tuhan, demi menjaga segempal kenikmatan, saat tubuhnya tak berbusana, sementara dalamannya berbercak merah kesumba. membuatku makin kuat menjamah Mahluk Tuhan yang terdiam dan menatapku tanpa mengedipkan. saat itulah ajakan menumbangkanku. pada akhirnya aku melayang jauh. melewati batas batas Norma, dan sejarah Cinta yang ku bangun di dingding batu kemuliaan Tuhan yang ku kufuri. aku makin jauh melewati waktu, dan puasaran malam yang memeluk bumi, sertakan bulat bulan yang takjup pula melihatku berdua. diantara kereta kencana Suragawi dunia.

tubuhku terguncang, kemuning jatuh menjadi air mata
rambtnya kusut tubuhnya tergeletak indah dengan lekuk tubuhnya yang mulus
bibirnya dikulum kakinya basah, lehernya memetik settes air matanya. dari arah pipinya menggulir, kucari tahu bersama bulan, apa entah kutaktlukkan kesuciannya. atau pada malam malam sebelumnya dia meratap sebelum ku timpali kebenaran Cinta yang tak sepadan? Tuhan lebih tahu!..ia Kan Tuhan? (tengadah dan malu malu)
malam makin menyisir, di bumi Tuhan yang bertabur kegelisahan Ummat. kepekaan keyakinan yang gugur oleh setempel saja. atau jari ibu jempol tanpa makna.

seperti biasa, orang orang mudah panik, dan linglung
atau secara sadar kadang lebih mencomong apa yang nampak, mengupas kepahaman yang selebihnya adalah Pemahaman itu sendiri yang di Mantrai
agar jebakan jebakan persepsi, adalah cendrung ke arah membuat semua lebih tahu dan merekayasa pertanyaan, dalam kurun waktu yang amat singkat dan berbeda kepemahaman itu sendiri. dan Tuhan lebih tahu itu"! Benarkan Tuhan? (tengadah dengans enyum butuh pembelaan).

pada hari berikutnya, Jum'at, suatu malam yang takjup oleh kepingan murtat kudusnya keheningan, Manusia mendepah, satu anak di labirin tersipu dengantelanjang. buah dadanya diapik sekuntum mawar. yang baru tumbuh ketapel keperawanannya tak sanggup lagi, enam sembilan kemudian menjadi saksi.
---------------------------------------

SURAT RINDU UNTUK INDAH
dion anak zaman
( sebuah Nama dan cerita yang nyata )

semoga kau baik baik saja, dan selalu bersama kasih sayang Allah.

aku tak mendengar lagi, seakan ditelan bumi
ajaran Tuhan mengasihiku. mencoba untuk bertengger disisi taman
seperti sebelumnya, kita bertemu. kemuning kau petik. lalu kutanam disisi sore
apa kau membaca surat awalku tempo hari, bersmaan bulan Ramadhan? yang kutulis diatas batu batu kejujuran. ditepi ombak pantai yang dulu belum dikunjungi orang orang memadu senja. masih ada tanggul kanal itu". masih tersisa pohon teduh dimana kita pernah bernaung, kala matahari melepaskan hari. kau mungkin sudah lupa itu!

surat berikutnya aku mengirim pesan disitus jejaring sosial, aku mencoba mengajak kembali merunut, sisa hari, bahkan bulan. Namun kau hanya pangling dan tak menamaiku lagi. Seperti pada Bulan yang Agustus di tembaki orang orang tak bernama, menjelang pohon pohon tumbang dan mengelana dipesisir pantai mencari jejakmu.

aku tahu kau mungkin telah berada pada sisi Dunia yang tak sama sebelum aku mengajakmu menemui bintang, atau menunggui dipintu itu. saat rutinitasmu mulai berawal kala fajar aku setia menunggu dan mengantarmu kemana kau ingin, dan magrib mendengarmu. aku prihatin, sebatas aku menjadi selembar pelengkap teman, kala kau mulai beranjak,mengajakku ke emperan warung, sambil menyantap Sop Ubi atau saat lentera malam, kuantar kau sampai Pintu Pagar bambu Rumah idamanmu. hanaya saja aku tak pandai berhitung bulan dan tahun, sejak kapan kita berjumpa, sejak kapan kita mulai saling akrab. apa kau mengingatnya? tolong beri tahu saya. biar kucatat yang kulupa, agar pada memory kecilku yang begitu masih belum terisi kisah kisah yang sama denganmu.

kau inspirasi yang murni menurutku.melengkapi kekosongan imajinasiku
setelah kau berlalu dan beranjak di antara kebisuanku. aku tidak pernah tahu sampai sekarang, sedekat apa kita dulu, atau apa juga kau tahu tengtang kedekatan yang membuatku takut bukan kepalang,! karena aku mengagumimu setelah kutemui magrib diantara layar puith dan diskusi mengenai penanda dunia yang semrawut, atau kisah orang orang sukses yang kau ilustrasikan, diantara orang orang baru beranjak dikursi kebodohannya. berbicara tengtang lingkungan, dan narasi kehidupan sosial, serta kesewenang wenangan kaum kaum Borju dan pejabat. kau sangsikan kegetiranmu, pada alam. dan duri duri duka selama kecamuk amarah anak bangsa, dan sangat Idealis, serta satu hal. kau suka Seni, seperti sebelumnya keberanianku mengawal kepercayaan diriku menggodamu dengan gesekan Biola disaat aku abru memeilikinya dan proses menegenal aturan permainannya. ahh: kau lupa semua itu!

kau tersenyum, kau mencoba menghindariku, saat aku mulai membuka pra kata, pengantar kepekaaanku yang sulit kujelaskan dan ku diamkan. aku takut jadi penegecut dan menyesali, sama hingga sampai saat ini. kenapa? sebab mengapa juga saya memendam rasa? atau menggoda dengan keinginanku yang tak kau tak pernah mau tahu,atau pura tak tahu? aku menyesal kenapa aku justru memuji, dan menfakrabimu, sementara aku membohongi kata hati yang sebenarnya, jatuh cinta disela waktu dan sela keakraban itu mulai beranjak pergi dari Bumi selatanku.

hingga sampai saat ini. aku mendengar kabar tengtangmu di Negeri Bumi Tuhan, kau menjelajahi Negeri aktulistiwa. secara adil Tuhan menghukumku. atau Tuhan merelakan kesengsaraan Rindu yang tercekat waktu dan kecerdasan yang terlampau amat tragis. kalaulah Rindu untukmu adalah kesalahan, maka Biarkan separuh waktu mencarimu disisi Rindu yang tak pernah ada untukmu yang kuberi nama Indah: seindah Bunga mekar berseri, bagai lembayun yang memebriku kesejukan, dan meronai setiap mencoba mengingat saat kau pernah ada mengisi ruang ruang yang kosong di bilikku. atas Nama Semesta, kupinjam angin, kuajak rembulan menemuimu di antara Pintu Dunia yang terjarak sudah!


Bagikan

Jangan lewatkan

Kumpulan Puisi Dion Anak Zaman - JIKA ITU CINTA
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.